Pemain : Ken Watanabe, Hiroshi Watanabe, Takumi Bando
Sebuah pertikaian pasti mempunyai minimal dua sudut pandang. Demikian pula dalam sebuah peperangan saat dua kubu saling berhadapan. Masing-masing pihak berdiri dengan sudut pandang, keyakinan, dan kepentingan yang berbeda. Inilah yang coba disampaikan oleh Eastwood dengan kedua filmnya, Flags of Our Fathers dan Letters From lwo Jima.
Eastwood mencoba memotret secara lebih objektif peristiwa di pantai Iwo Jima. Jika Flags of Our Fathers banyak menampilkan scene pertempuran,maka Letters From lwo Jima banyak menekankan pada persiapan pertempuran itu sendiri dengan segala lika-likunya. Bagaimana stress yang semakin bertambah seiring dengan berjalannya sang waktu.Bagaimana konflik antara pimpinan baru dengan para pimpinan lama yang menganut seni perang kuno. Bagaimana para tentara merasa strategi yang diterapkan tidak sesuai dengan semangat mereka, dan bagaimana pimpinan mengatasi hal ini. Semua tergambarkan dengan apik di film ini. Sebagai sebuah film yang dlbuat untuk mengiringi film utama (Flags of Our Fathers), Letters from Iwo Jima menggambarkan hal yang agak kontras dengan film Flags of Our Fathers sendiri. Dan tidak terlalu berlebihan bila dikatakan bahwa Letters From lwo Jima sebagai sisi lain dari Flags of Our Fathers punya kekuatan yang Flags tidak punya, yailu penggambaran karakter yang kuat dan tepat.
Sebagaimana Flags diakhiri dengan pemandangan pantai Iwo Jima , maka scene ini pula yang mengawali film ini.Iwo Jima. Pemandangan masa kini ketika para sejarawan menemukan surat-surat terpendam, kemudian dilanjutkan dengan cerita flashback ke kejadian 60 tahun silam. Inti kisah diawali dengan kedatangan seorang jendral Jepang (Ken Watana) di pantai Iwo Jima. Dia mendapati bahwa pertahanan yang dibentuk tentara Jepang tidak terorganisir dengan semestinya untuk menghadapi serbuan tentara Amerika.Dia kemudian merombak dan menyusun kembali pertahanan menurut strateginya. Sebuah strategi yang bagi kebanyakan jendral lama merupakan strategi yang lemah. Tidak hanya para jendral lama, para tentara pun berpendapat yang kurang lebih sama.Mereka menganggap jendral pimpinan yang baru ini bertipe pengecut.
Jika dalam Flags banyak menampilkan sesi-sesi pertempuran yang heroik, termasuk pengibaran bendera, sedangkan Letters lebih menonjolkan sisi-sisi manusiawi dari para pelaku pertempuran itu sendiri. Eastwood terlihat berhasil menutupi beberapa kekurangan yang terjadi di penggarapan film yang pertama.Film yang kedua lebih terasa solid, baik plotnya maupun penggambaran karakternya. Hal ini akan sangat terasa ketika kita melihat kedua film ini secara berturutan. Kesan serabutan dan ketidakjelasan yang sedikit banyak tertangkap di fim pertama seolah menemukan pola yang tepat ketika melihat film yang kedua. Dramatisnya adalah, kekurangan di film yng pertama menjadikan film kedua menjadi kelihatan sangat bagus dan menarik. Hal yang sama ironisnya pernah terjadi pada film mengenai Pearl Harbor. Film yang dibuat berdasarkari kacamata Amerika temyata kalah berrnutu dari film yang dibuat berdasarkan kacamata Jepang, yaitu Tora! Tora! Tora!. "
Dalam Letters from Iwo Jima, Eastwood sekali lagi membuktikan kepiawaiannya mengarahkan sebuah film. Namun jika Anda ingin mendapatkan cerita yang utuh, Anda harus menonton Flags terlebih dahulu, baru kemudian Letters. Walaupun film ini tetap merupakan film yang dahsyat untuk ditonton secara terpisah, namun efek magisnya tidak sedahsyat ketika kita nontonnya berturutan. Seperti orang bijak mengatakan, "One piece may just a picture, but both become a real. "