Home » » The Big Red One (1980)

The Big Red One (1980)

Perang Dunia 2
IMDb Skor: 7,2/10 - ‎14.184 suara

Sutradara : Samuel Fuller
Pemain : Lee Marvin, Mark Hamill,Robert Carradine, Bobby Di Cicco, Kelly Ward, Siegfried Rauch, Marthe Villalonga

Inilah film perang yang disebut-sebut sebagai “The Most Underrated War Movie”. Diproduksi di tahun 1980, film ini kemudian mengalami restorasi dan ditayangkan di Festival Film Cannes 2004. Pada produksi pertamanya, film ini dirilis oleh HBO, sebuah instansi yang menelorkan serial film masterpiece Band of Brother dan film semacam When The Trumpet Fade.

The Big Red One disutradarai oleh Samuel Fuller dan dibintangi oleh aktor-aktor semacam Lee Marvin, Robert Carradine, dan juga Mark Hamilton (Star Wars). The Big red One merupakan nama lain dari divisi infanteri pertama PD II.

Kisah film ini terfokus pada perjalanan empat orang prajurit dibawah pimpinan seorang sersan dalam mengarungi ganasnya PD II. Keempat prajurit inilah yang kemudian dikenal dengan julukan "The Sergeant's Four Horsemen”. Mereka adalah Griff (Mark Hamilton) seorang prajurit terlatih yang menolak untuk membunuh. Zab (Robert Carradine) yang membawakan kisah ini sebagai narator dan juga penulis buku “Dark Deadline" Vinci (Bobby Di Cicco), orang Sisilia yang berperan penting ketika kelompoknya berada di daerah Sisilia. Johnson (Kelly Ward), seorang sipil yang berprofesi sebagai petani dan dokter.Rangkaian film bergulir di seputar perjalanan para prajurit  ini dalam mengarungi kegilaan dan kemuskilan perang yang berlangsung.

Kisah film ini diawali dengan berakhirnya PD I. Terlihat di sebuah hutan, bagaimana The Sergeant (Lee Marvin) membunuh seorang prajurit Jerman yang sudah mengangkat kedua tangannya tanda menyerah. Selanjutnya, Marvin bergabung dengan pasukannya dan diberitahu bahwa "perang telah berakhir kurang lebih empat jam yang lalu". Film ini kemudian melompat ke masa PD II dengan memperlihatkan perjalananan Marvin memimpin anak buahnya mengarungi wilayah-wilayah peperangan. Mulai dari Afrika Utara, Sisilia, hingga kemudian sampai pada pendaratan mereka di Pantai Omaha dan memulai pertaruhan hidup di Pertempuran Normandy. Dari sini mereka lalu meneruskan gerilya ke Eropa dan turut andil dalam pembebasan kamp konsentrasi di Cekoslovakia. Film ini diakhiri dengan adegan menarik dan menggelitik khas HBO. Di bagian penutup, terlihat Marvin The Sergeant sedang menggali tanah dan menguburkan seorang anak laki-laki yang dia rawat sehabis pembebasan kamp konsentrasi. Seorang tentara Jerman terlihat mendekat, dan mencoba untuk menyerah. The Sergeant serta merta menusuknya. Kelompoknya kemudian datang dan mengabarkan bahwa perang telah berakhir "kurang lebih empat jam yang lalu". The Sergeant tercenung, dan kemudian bersama kelompoknya berjalan pergi. Kali ini, ketika mereka beranjak pergi, salah seorang melihat bahwa tentara Jerman yang ditusuk tadi masih hidup serentak, Marvin dan anak buahnya berusaha keras untuk menyelamatkannya. HBO mengulang formula yang kurang lebih sama di When Trumpets Fade. What a scene!

Perang Dunia 2
The Big Red One mempunyai alur plot cerita yang dinamis.Kita tidak akan dapat berlama-lama menikmati sebuah scene karena kisah akan segera berlanjut ke scene berikutnya. Karakter-karakter dari para tokohnya tidak sedalam karakter di Saving Private Ryan ataupun Band of Brothers. Meski begitu, kita akan punya cukup waktu untuk mengenal mereka satu persatu.

Untuk ukuran film yang diproduksi di tahun 1980, film ini termasuk modem. Scene Omaha Beach: Battle of Normandy misalnya, tidak kalah jauh dibandingkan dengan Saving Private Ryan. Demikian pula penggambaran pertempuran-pertempuran yang terjadi ataupun penggambaran buramnya PD II, semuanya seolah film ini dibuat di era Saving Private Ryan atau The Thin Red Line. Fuller sang sutradara yang memang mengalami langsung kejadian PD II sebagai salah seorang anggota dari Divisi Infanteri I, benar-benar menuangkan pengalamannya dengan detail dan jauh dari kepura-puraan. Film ini benar-benar sanggup membuat kita duduk tercenung menyaksikan serangkaian kejadian selama berlangsungnya PD II. Walaupun versi lama kabamya mengalami banyak “cutting” guna menghindari trauma bagi yang menontonnya, versi reconstruction kabarnya menyempurnakan detailnya. Akhimya, inilah film epik PD ll yang masuk ke daftar wajib tonton.

Share this article :
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2013. WWII Movies - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger