Recent Movies

Valkyrie (2008)

Film Perang Dunia 2
IMDb Ratings: 7.1/10 from 163,565 users  

Valkyrie adalah sebuah film thriller historis yang dikeluarkan pada tahun 2008 dan disutradarai oleh Bryan Singer. Setting film ini adalah Jerman Nazi pada masa Perang Dunia II dan menceritakan pemberontakan plot 20 Juli 1944 yang dilakukan oleh para perwira Tentara Jerman untuk membunuh Adolf Hitler. Tom Cruise berperan sebagai Kolonel Claus von Stauffenberg, salah seorang tokoh pemberontak utama. Sementara itu artis Belanda Carice van Houten memerankan istri Kolonel Von Stauffenberg dan Adolf Hitler diperankan oleh David Bamber.

Sinopsis
Saat Perang Dunia II, Kolonel Claus von Stauffenberg terluka parah ketika Royal Air Force menyerang pasukan Nazi di Afrika. Ia kehilangan tangan kanannya, beberapa jari di tangan kirinya, dan mata kirinya.

Di lain tempat, Mayor Jenderal Henning von Tresckow, berusaha untuk membunuh Adolf Hitler dengan meletakkan bom pada sebuah boks minuman Perancis yang diberikannya pada salah satu anggota rombongan, Kolonel Brandt. Namun, bom tersebut tidak meledak. Tresckow terbang ke Berlin untuk mengambil boks tersebut dari Brandt. Setelah mengetahui bahwa salah satu anggota komite rahasia Mayor Jenderal Hans Oster ditangkap Gestapo, Tresckow meminta kawannya, Jenderal Friedrich Olbricht untuk mencari pengganti Oster. Olbricht lalu menunjuk Stauffenberg, dan memperkenalkannya pada rapat komite rahasia yang dihadiri Ludwig Beck, Dr. Carl Goerdeler, dan Erwin von Witzleben.

Stauffenberg dipindahtugaskan ke Kementerian Perang Jerman Nazi, dan menjadi Kepala Staf German Reserve Army, dibawah pengawasan Jenderal Friedrich Fromm. Dia juga mengangkat seorang ajudan bernama Letnan Werner von Haeften.

Fromm memperkenalkan Stauffenberg pada Hitler di kediaman pribadi Hitler, The Berghof. Di kesempatan itu, Stauffenberg meminta Hitler untuk menandatangani sebuah surat Operasi Valkyrie, operasi yang akan dijalankan setelah rencana pemboman untuk menangkapi pasukan SS, Gestapo, dan antek-antek Nazi. Tanpa pikir panjang, Hitler menandatangani surat tersebut.

Stauffenberg diminta untuk membunuh Heinrich Himmler dan Hitler, dengan meledakkan bom di Wolf's Lair, tempat dimana rapat yang akan dihadiri Hitler dilaksanakan. Dengan bantuan Kolonel Mertz von Quirnhem, Stauffenberg diajari bagaimana cara mengaktifkan bom tersebut. Ia juga akan dibantu oleh Jenderal Erich Fellgiebel, pimpinan operator telekomunikasi di Wolf's Lair, yang akan mematikan seluruh jaringan komunikasi di sana.

Akhirnya, Stauffenberg dan Haeften menghadiri rapat di Wolf's Lair. Namun, Himmler tak ada di sana, jadi Beck tidak mengizinkan pemboman. Diam-diam, di Berlin, Olbricht memobilisasi German Reserve Army tanpa sepengetahuan Fromm. Sepulangnya dari tempat rapat, Fromm memarahi Olbricht dan Stauffenberg. Jika mereka memobilisasi tentara lagi, mereka akan ditangkap.

Stauffenberg dan Haeften menghadiri lagi rapat tersebut. Bom telah diaktifkan. Haeften diperintahkan untuk mencari mobil untuk ke bandara, agar dengan cepat mereka dapat kembali ke Berlin. Bom tersebut diletakkan di tas Stauffenberg, dan ditaruh dibawah meja rapat, dekat dengan Hitler. Stauffenberg menghilang dari tempat rapat. Celakanya, tasnya dipindahkan oleh salah satu anggota rapat ke kaki meja. Bom tersebut meledak, Stauffenberg dan Haeften melarikan diri menuju bandara. Mereka berhasil melarikan diri, dan terbang ke Berlin. Sementara itu, Fellgiebel mematikan seluruh jaringan komunikasi di Wolf's Lair.

Olbricht menemui Fromm, dan berkata bahwa Hitler telah tewas. Fromm menghubungi Wilhelm Keitel yang masih di Wolf's Lair, dan ternyata Hitler masih hidup. Stauffenberg muncul di ruangan Fromm, dan menekan Fromm agar bergabung dengan mereka. Fromm menolak, dan dikurung di sebuah ruangan. Olbricht memobilisasi German Reserve Army untuk menangkap SS, Gestapo, dan antek Nazi. Sekitar beberapa distrik sudah dikuasai. Ketika Mayor Otto von Remer akan menangkap Joseph Goebbels, Goebbels menghubungkannya pada Hitler, dan menyadari bahwa mereka ditipu. Operasi Valkyrie dihentikan, dan Hitler memerintahkan agar para pemberontak ditangkap. Para staff sudah dipulangkan dari kantor Kementerian Perang, namun para pemimpinnya, seperti Beck, Stauffenberg, Olbricht, Quirnhem, dan Haeften masih ada. Pasukan Remer tiba, dan menangkapi mereka.

Fromm dibebaskan, dan memutuskan untuk menembak mati mereka, meskipun Hitler memerintahkan hanya ditangkap. Beck memutuskan untuk bunuh diri dengan pistol Fromm. Pada akhirnya, Stauffenberg, Olbricht, Quirnhem, dan Haeften dieksekusi mati. Tresckow bunuh diri dengan menggunakan granat, dan Fellgiebel ditangkap.

Uprising (2001)

Film Perang Dunia 2
Ratings: 7.3/10 from 3,778 users  
 
Film ini berlatar belakang tentang pemberontakan orang-orang Yahudi dan Polandia 1944 di Gethho Warsawa terhadap rezim NAZI yang telah semena-mena membunuh dan membantai orang-orang Yahudi di Polandia. Settingnya hampir sama dengan THE PIANIST, hanya saja dilihat pada sudut pandang pemberontakannya. Dan bagaimana cara orang-orang Yahudi bertahan hidup dan lolos dari incaran rezim NAZI, semua terkupas disini.

Tobruk (2008)

Film Perang Dunia 2
Ratings: 6.0/10 from 827 users  

Tobruk is a 2008 film written and directed by Václav Marhoul and starring Jan Meduna and Petr Vanek. It is an adaptation of the classic American Civil War novel The Red Badge of Courage by Stephen Crane, but transfers the action to North Africa during World War II.

Jiří and Jan are two Czech soldiers, fighting alongside the Allied forces against the Italians during World War II in Tobruk, Libya. Jiří Pospichal, 18 years old, signs up as a volunteer in the Czechoslovak 11th Infantry Battalion. His naive ideas about heroism are rawly confronted with the hell of the African desert, complicated relationships in his unit and the ubiquitous threat of death. All this takes its cruel toll in the shape of his gradual loss of self-respect and courage.

To End All Wars (2001)

Film Perang Dunia 2
Ratings: 7.1/10 from 8,415 users

Life is brutally harsh in the Japanese camps, as in one in Burma where POW's, mainly from a Scottish regiment, must build part of the enemy's supply railroad trough the ever-inhospitable jungle, and not just in terms of poor conditions, but also brutal discipline under a bushido logic which assumes Westerners to be an inferior race, in need of doggish discipline, while even for Japanese troops and Korean auxiliaries severe corporal punishment always looms. The POWs realize respect is the key, and earn some from the camp staff by taking efficient charge of the engineering challenge, and self-respect furthermore by mounting a Shakespeare play and a 'jungle university'. Still a violent escape attempt is made, not without punishment and gruesome twist, and again as the fortune of war turns the tables.

The Railway Man [2013]

Film Perang Dunia 2
Ratings: 7.1/10 from 21,285 users

    Pada Perang Dunia II, Eric Lomax (Firth) adalah seorang perwira Angkatan Darat Inggris yang ditangkap oleh tentara Jepang di Singapura. Ia dikirim ke kamp kerja paksa di mana ia harus bekerja di proyek pembangunan jalur kereta Thailand-Burma. Selama di kamp, ia kerap disiksa, dipukuli dan melihat kekejaman tentara Jepang terhadap teman-temannya sesama tawanan.

    Setelah perang berakhir, ia menderita trauma dan harus menjalani rehabilitasi. Isterinya, Patti (Kidman) berusaha membantu suaminya untuk melawan trauma tersebut. Setelah puluhan tahun, Lomax menemukan bahwa perwira Jepang, Takashi Nagase (Sanada) yang bertanggung atas segala penderitaannya, masih hidup.

    Ditemani oleh kawan baiknya (Skarsgard), Lomax berusaha kembali ke tempat di mana ia disiksa dan kembali menemui Nagase. Ia berusaha kembali untuk menghadapi masa lalunya.

The Odessa File (1974)

Film Perang Dunia 2
IMDb rating : 7/10 dari 6.787 suara

Cerita dari dalam ini terjadi pada 22 November 1963, bersamaan dengan hari John F. Kennedy dibunuh. Peter Miller, seorang reporter muda Jerman melihat sebuah ambulans di jalan raya. Ambulan tersebut membawa seorang  tua Yahudi yang telah melakukan bunuh diri.  Reporter itu memperoleh buku harian dari Yahudi tersebut, yang berisi informasi mengenai kehidupan di Perang Dunia II, khususnya di Ghetto, dan nama-nama anggota SS yang menjalankan kamp disana. Miller terkejut membaca isi buku harian tsb bahwa seorang perwira SS, Eduard Roschmann yang telah dikuasai oleh amarah telah menembak seorang perwira Wehrmacht (AD) yang dianggapnya membangkang kepadanya. Peter Miller bertekad untuk memburu Roschmann, Miller pun menyamar untuk bergabung dan menyusup ke Odessa untuk menemukan Roschmann. Odessa merupakan sebuah organisasi mantan anggota SS yang selamat setelah Perang Dunia II.

The Great Raid (2005)

Film Perang Dunia 2
IMDb ratings: 6.7/10 from 16,949 users

Pada tahun 1944, pasukan Amerika mulai mendekati kepulauan Filipina yang saat itu masih dalam pendudukan Jepang. Di Filipina masih ada sekitar 500 tahanan Amerika yang selamat dari Bataan Death Maret di sebuah kamp POW terkenal di Cabanatuan yang mendapat perlakuan brutal dan banyak yang di eksekusi. Banyak juga tahanan yang terserang malaria

Sementara itu di Lingayen, batalion Ranger ke-6 di bawah pimpinan Letnan Kolonel Mucci mendapat tugas dari Jenderal Walter Krueger untuk membebaskan semua tahanan perang AS di Canabatuan yang berjumlah sekitar 511 orang.

Yang mendapat tugas utk memimpin raid ini adalah Kapten Robert Prince, sedangkan Letkol Mucci sendiri akan menjadi perwira pendamping. Terpilihlah sekitar 121 Ranger, kebanyakan lajang, utk diterjunkan dlm raid ini. Satuan tugas ini akan mendapatkan bantuan dari Alamo Scouts (satuan intel AS) dan sekelompok unit gerilyawan Filipina pimpinan Kapten Juan Pajota yang beroperasi dekat kamp tahanan Canabatuan.

Operasi penyelamatan ini sangat berisiko tinggi karena satuan tugas ini akan melakukan aksinya di lini belakang pasukan Jepang yang diperkirakan msh ada sekitar 3000 pasukan Jepang yang mempertahankan wilayah tsb.

Apakah operasi ini akan berhasil??

Film ini diambil dari kisah nyata operasi penyelamatan tahanan perang AS pd tanggal 30 januari 1945. Sebuah buku dengan judul yang sama karya William Breuer menjadi sumber utama dalam film ini. Operasi penyelamatan ini adalah salah satu operasi tersukses yang pernah dilakukan oleh pasukan AS selama perang dunia ke-2 melawan Jepang.
 
Film ini lebih mengutamakan bagaimana sebuah operasi militer terbatas atau raid bs berjalan sukses.Tidak seperti film2 perang AS yang mengutamakan kehebatan pasukan AS, Film ini ingin menunjukkan kepada kita bagaimana kemenangan dalam pertempuran/perang diraih dengan kesulitan, resiko dan harga yang sangat besar.
 
The Great Raid tidak melupakan peran kelompok bawah tanah Filipina dan gerilyawan Filipina dalam membantu sukses dr operasi ini. Bahkan beberapa ada yg mati terbunuh oleh pasukan Jepang karena ketahuan. Sedangkan gerilyawan Filipina di bawah pimpinan Juan Pajota berhasil menahan bantuan pasukan Jepang.

Satu lagi yg menambah nilai plus dr film ini adalah narasi penjelasan di awal film yang membantu kita bisa memahami kondisi saat itu dan juga footage di akhir film yang menunjukkan perjalanan para tahanan perang Canabatuan yang selamat berjalan ke arah posisi pasukan AS dan akhirnya kembali ke ibu pertiwi, Amerika Serikat.

The Eternal Zero (2013)

Film Perang Dunia 2
IMDb ratings: 7.2/10 from 693 users  

Cerita tentang pilot Kamikaze Jepang di Perang Dunia 2 dan cucu-cucunya yang berusaha menguak sejarah kenapa kakeknya dijuluki pengecut

Sinopsis:

Kisah tentang kakak dan adik yang mencari informasi tentang kakek mereka Kyuzo Miyabe yang mati di pasukan khusus selama Perang Dunia II. Kakek mereka Kyuzo Miyabe ternyata seorang pengecut yang takut kematian dan terobsesi dengan kehidupan. Mengapa ia bergabung dengan pasukan khusus? Menurut rekan-rekan prajurit angkatan lautnya, Kyuzo Miyabe adalah seorang jenius dan juga pengecut.Karena Miyabe pernah kembali tanpa terkena tembakan (dipesawatnya) atau terbang terlalu tinggi dan semua mengatakan kalau Miyabe kabur dari perang. Apalagi Miyabe selalu mengatakan tentang hidup dan akan terus hidup. Bagi mereka Miyabe adalah pilot yang pengecut dan takut mati. Kentaro dan Keiko kemudian menemukan kebenaran yang mengejutkan yang telah disegel selama 60 tahun.

The Eichmann Show (2015)

Film Perang Dunia 2
IMDb Ratings: 7.0/10 from 784 users  

Described as the ‘trial of the century’, it was shown on TV in 37 countries and was the first time the horror of the death camps had been heard live directly from its victims. The trial became the world’s first ever global TV event, and this film tells the extraordinary story of the production team that overcame enormous obstacles to capture the testimony of one of the war’s most notorious Nazis.

Set in Jerusalem, 1961, ground-breaking TV producer Milton Fruchtman (Martin Freeman) hires director Leo Hurwitz (Anthony LaPaglia) to film the trial. A critically-acclaimed filmmaker who had pioneered multi-camera studio broadcasting, Hurwitz had been blacklisted under McCarthy for more than a decade. Arriving in Jerusalem, Hurwitz has a momentous job on his hands: together he and Milton must quickly train up an inexperienced camera team and persuade the judges to change their minds and let them film the trial. Working under intense pressure, the team finally wins permission to film by rebuilding the courtroom with specially concealed cameras.

Over the next four months, the trial highlights - hastily cut together at the end of each day and couriered around the world - would have a profound and sensational effect. Day after day, Holocaust survivors shared their shocking testimony with a global audience, and day after day Adolf Eichmann stunned the world with his apparent lack of contrition. Eighty percent of the German population watch at least one hour a week. It went out on all three US networks with daily news bulletins in the UK. People fainted when they saw it on TV, and it was the first time many start openly sharing their experiences of the Holocaust. The extraordinary story of how the trial came to be televised and the team that made it happen has never been told.

Also starring Rebecca Front (The Thick Of It,) Andy Nyman (Peaky Blinders, Death At A Funeral) and Nicholas Woodeson (The Honourable Woman, Skyfall), the film features extensive archive footage from the 1961 trial, bringing the realities of this pivotal event to a new generation.

The Eichmann Show is directed by Paul Andrew Williams (Murdered by My Boyfriend, London to Brighton) and written by Simon Block (The Shooting of Thomas Hurndall). It is produced by Laurence Bowen (Suburban Shootout) and Ken Marshall (Song For Marion) for Feelgood Fiction Ltd in association with Vistaar Entertainment. Martin Davidson is the Commissioning Editor for the BBC.

The Eichmann Show will air on BBC Two in early 2015 as part of the BBC’s commemoration of the 70th anniversary of the liberation of Auschwitz-Birkenau.

The Book Thief (2013)

Film Perang Dunia 2
Rating IMDb : 7.6/10 - ?33,209 votes


Ditengah kengerian Perang Dunia II, seorang gadis muda bernama Liesel Meminger (Sophie Nélisse) hadir ditengah keluarga barunya dan memberikan perubahan untuk orang-orang disekitarnya. Ayah angkatnya (Geoffrey Rush) memberi ia tempat untuk belajar membaca dan menulis. Sejak saat itu Liesel gemar mengumpulkan buku-buku yang ia peroleh dari mana saja.

Sampai pada akhirnya ia bertemu dengan Max Vandenburg (Ben Schnetzer), seorang pemuda Yahudi yang tengah bersembunyi dari kejaran Nazi. Hans sangat berhutang budi pada Ayah Max dan mengambil resiko untuk menyembunyikan Max dirumahnya. Max yang kagum dengan semangat Liesel mengajarkannya membaca dan membuat Liesel tahu banyak hal tentang dunia. Di satu sisi, Liesel sangat senang dengan kehadiran Max namun disisi lain ia tahu bahwa Max akan menjadi ancaman bagi dirinya dan keluarga angkatnya. Bagaimana kisah Liesel selanjutnya yang membawa perubahan pada orang-orang disekitarnya dan bagaimana juga ia bertahan hidup bertaruh nyawa di tengah ganasnya Perang Dunia II? .
 
Pada tahun 2005 Markus Zusak menulis novel yang berjudul The Book Thief. Novel ini lah yang kemudian menginspirasi Brian Percival untuk membuat film dengan judul yang sama pada tahun 2013 dan berhasil membukukan pendapatan sebesar 68,4 juta dollar. The Book Thief juga masuk menjadi salah satu nominasi Oscar untuk kategori Best Original Score.

Film ini adalah film yang sangat inspiratif. Kegigihan dan semangat untuk belajar seorang Liesel Meminger meskipun berada dalam kondisi yang tidak memungkinkan dapat dijadikan contoh bagi para kaum muda. Visual effect yang dihadirkan juga bagus. Suasana Perang Dunia II sangat terasa sekali. Akhir kata film ini adalah film yang wajib ditonton. :)

Saints and Soldiers: Airborne Creed (2012)

Film Perang Dunia 2
IMDb Ratings: 5.6/10 from 2,758 users  

Pada tanggal 15 Agustus 1944, 517th Parachute Regimental Combat Team (PRCT) / Pasukan Payung resimen ke 517 diterjunkan di selatan Perancis. Misi mereka adalah untuk mendukung dan melindungi Pasukan Sekutu yang sedang menuju Berlin. Mendarat di wilayah musuh, mereka mendpat serangan langsung. Dalam upaya mereka untuk menyelesaikan misi dan bergabung dengan unit mereka di titik pertemuan , tiga pasukan terjun payung terisolasi dan menemukan sekelompok gerilyawn Perancis dalam keadaan putus asa dan membutuhkan bantuan. Mereka memutuskan untuk membantu membebaskan beberapa Partisan yang ditawan dan dengan melakukan hal ini mereka menghadapi resiko kematian.


My Best Enemy (Mein bester feind) (2011)

Film Perang Dunia 2
IMDb Skor: 6,7/10 - 1.070 suara

It starts in 1943 with a plane crash. Two SS officers and a Jew are on board of that plane. They must be found. Especially the Jew. We don’t know why but the movie rewinds to the year 1938 and the back story will be told.

Vienna, 1938. The rich Jewish gallery owner Jakob Kaufmann just recently arrived with his family in Vienna. They have left Germany, fearing Hitler’s rise may bring difficulties. The Kaufmann’s have only one child, Victor (Moritz Bleibtreu), who grew up together with Rudi (Georg Friedrich), the son of their housekeeper. For the Kaufmann’s Rudi is like a son and the two young men are close friends. At least that’s how Victor sees it. Rudi’s point of view is slightly different. He is bitter and jealous and resents all the good things the Kaufmann’s did for him. Fact is, they are rich and he is poor. Victor will be a rich heir, while he will have to work hard. On top of that Lena, the girl Rudi fancies, is in love with Victor.

When the SS give him the opportunity to lead a better life, he takes it and joins them. He doesn’t even care that the price is high. He will have to spy on his former friends and benefactors and find out where one of Michelangelo’s original drawings is hidden. The drawing which has been stolen centuries ago from the Pope, is meant for the Führer Adolf Hitler who wants to offer it to his ally Mussolini.

It is easy for Rudi to find out where the painting is as Victor trusts his friend. Not long after he showed him where it is hidden, the villa is stormed, the drawing confiscated and the Kaufmann’s sent to labour camps.

Judgment at Nuremberg (1961)

Film Perang Dunia 2
IMDb rating 8,3/10 - 35.986 suara

Film bersetting di Nuremberg Jerman th 1948. pasca jatuhnya hittler. Para mantan pejabat tinggi Nazi  diadili oleh pengadilan Sekutu di Nuremberg sebuah kota kuno di Jerman. Film ini membahas pengadilan 4 orang terdakwa yg merupakan mantan hakim dan orang2 dibelakang layar kekejaman Nazi. disini dikuak peristiwa2 yg terjadi saat itu. satu orang terdakwa Dr. Ernst Janning adalah hakim yg disegani pada masanya dan mempunyai reputasi yg baik. dia dibela oleh seorang pengacara Jerman yg mati2an mencari celah agar Janning bisa bebas. sedangkan janning sdr merasa dia bersalah dan tdk layak dibela. film ini 80 persen memang berisi debat2 dipengadilan termasuk pemanggilan saksi2 yg sedikit demi sedikit fakta mulai terkuak. dan yg paling membuat hati terenyuh dan hampir menangis adalah video dokumentar tentang kekejaman nazi. tak sanggup berkata2 apa. 

Film yg masuk 11 nominasi oscar termasuk buat 4 pemain utamanya. hebatnya montgomery clift dan judy garland hanya main beberapa menit dan bisa masuk nominasi, tapi sayang best picture dikalahkan oleh west side story. gue pribadi suka banget sama west side story tapi setelah menonton film ini harusnya film ini yg menang. dan bintangnya tentu saja maximilian schell actor jerman yg bermain sebagai pengacara ngotot yang akhirnya memberikan oscar best actor buat dirinya. spencer tracy bermain cemerlang tapi krn dikategory best actor hrs bersaing dengan rekannya disatu film tentu saja spencer hrs mengakui keunggulan actor jerman itu.

Fortress of War AKA Brest Fortress (Brestskaya krepost) (2010)

Film Perang Dunia 2
IMDb Ratings: 7.5/10 from 5,609 users   
TUJUH puluh tahun yang lalu. Benteng Brest, atau populer disebut benteng Brest-Litovsk, adalah salah satu benteng pertahanan Soviet dalam perang melawan fasisme. Saat itu, Juli 1941, selama 8 hari, pasukan Soviet bertempur mati-matian dan begitu heroik melawan serbuan fasis-Jerman.

Kisah heroik itu diceritakan kembali oleh Sashka Akimov (Аlyosha Kopashov). Saat itu, Sashka masih seorang anak kecil dan menjadi peniup terompet di benteng Brest. Kisah ini kemudian diangkat ke layar lebar oleh sutradara Alexander Kott dan diproduksi oleh Asosiasi Radio-Televisi Rusia dan Belarus. Kisah kepahlawanan ini mulai terkenal setelah ditulis oleh wartawan Moskow, Sergei Smirnov.

Cerita dimulai saat serangan pertama terhadap benteng Brest pada 22 Juli 1941. Hari itu, karena tidak pernah diperkirakan sebelumnya, bom dan serangan artileri berhasil menghancurkan sebagian benteng dan membunuh banyak orang.

Salah seorang komandan resimen, Pyotr Mikhailovich Gavrilov, sudah memperkirakan serangan ini. Tetapi sangat sedikit yang mempercayai apa yang dikatakan oleh Pyotr Gavrilov. Karena serangan itu tidak diperkirakan, dan karena itu tidak ada persiapan, serbuan itu membuat kepanikan luar biasa di kalangan pasukan Soviet. Akibatnya, banyak yang tewas di tengah-tengah massa yang berlarian.

Pyotr Gavrilov berhasil menenangkan pasukan yang panik itu. Dikumpulkannya seluruh pasukan-pasukan yang masih tersisa dan mulai mengorganisir pertahanan. Pyotr Gavrilov, bersama dengan Efim Moiseevich Fomin (Pavel Derevyanko) dan kepala pos perbatasan 9, Andrey Mitrofanovich Kizhevatov (Аndrey Merzlikin), berhasil mengkonsolidasikan pertahanan.

Setelah berhasil mengorganisir pertahanan, pasukan Jerman pun tertahan di sebuah jembatan. Akan tetapi, masalah lain pun muncul ketika pasukan Soviet bertahan di dalam benteng, yaitu ketiadaan air minum dan bahan makanan. Meskipun begitu, tidak satupun pasukan Soviet yang terlihat menyerah dan mau meletakkan senjata.

Betapa heroik dan kuatnya pasukan Soviet yang bertahan itu, seorang komandan Divisi Infanteri ke-45 Jerman mengatakan, “tidak mungkin untuk maju lagi hanya dengan pasukan infanteri karena serangan-serangan terorganisir melalui senapan mesin dan pistol..satu-satunya cara untuk membuat pasukan Rusia menyerah adalah membuat mereka kelaparan dan kehausan.” Rusia pun meracuni air bawah tanah, sehingga tidak bisa dimanfaatkan oleh pasukan Soviet.

Para pasukan di Benteng ini menolak untuk menyerah. Bahkan, ditengah kelaparan dan kehausan, pasukan Soviet masih sempat melakukan serangan serentak terhadap posisi Jerman. Akan tetapi, karena kondisi persenjataan yang kalah dan posisi yang sudah dikepung, serangan itu berhasil dipatahkan dan banyak pasukan Soviet yang gugur.

Hingga akhirnya, karena tetap tidak bisa ditaklukkan, Jerman akhirnya mengirim pesawat-pesawat tempur untuk melakukan pemboman. Hingga hampir seluruh bagian benteng itu hancur. Sebagian besar pasukan yang tersisa pun tewas, dan hanya menyisakan beberapa orang.

Komisaris Efim Moiseevich Fomin, yang mengaku komisaris, seorang komunis dan Yahudi, akhirnya dieksekusi pasukan NAZI di depan pintu gerbang Holmsky. Tahun 1957, dia diberi penghargaan order Lenin. Mayor Pyotr Mikhailovich Gavrilov ditangkap pasukan NAZI pada hari ke-32 pertempuran. Setelah NAZI kalah, Gavrilov menderita dibawah represi Stalin dan dikeluarkan dari partai komunis. Tetapi, tahun 1957 ia juga mendapat penghargaan dan mendapat gelar pahlawan Soviet. Andrey Mitrofanovich Kizhevatov, yang gugur dalam pertempuran terakhir, juga mendapat penghargaan dan gelar pahlawan Soviet tahun 1957.

Sebagai film tentang kisah kepahlawanan, Alexander Kott boleh dikatakan telah berhasil. Hampir semua alur film ini menceritakan soal kepahlawanan pasukan Soviet yang tak kenal menyerah. Dalam sebuah pertempuran, misalnya, diperlihatkan bagaimana NKVD (agen intelijen Soviet) bertempur dengan pasukan Soviet dengan bayonet, sekop, kapak dan bahkan kursi.

Di film ini juga tergambar bagaimana kekejaman NAZI-Jerman. Pasukan NASI menembaki setiap orang yang ditemukan, termasuk warga sipil dan petugas kesehatan. Bahkan, untuk menaklukkan pasukan Soviet, pasukan NAZI berusaha menjadikan petugas medis dan pasien sebagai sandera.

Mungkin karena dibuat paska runtuhnya Soviet, maka warna utama film ini adalah nasionalisme, bukan sosialisme. Barangkali coretan di dinding benteng bisa mewakili heroisme pasukan soviet saat itu: “Aku akan mati tetapi tidak menyerah. Selamat tinggal, Ibu Pertiwi!”

Dari segi pengambilan gambar dan penggambaran perang, film ini tidak kalah dengan film-film Hollywood. Di sini, Alexander Kott juga mencoba menggambarkan keindahan alam kota Brest saat itu. Lebih membanggakan lagi, bahwa keseluruhan pendanaan film ini ditanggung oleh negara: Rusia (60%) dan Belarusia (40%). Bandingkan dengan film-film perjuangan Indonesia, yang sebagian besar mandek karena soal pembiayaan.

Fort McCoy (2011)

Film Perang Dunia 2
IMDb ratings: 5.4/10 from 190 users  

Sebuah drama berdasarkan kisah nyata.Pada tahun 1944 Frank Stirn dan keluarganya pindah di dekat Fort McCoy  untuk menjadi seorang tukang cukur bagi Prajurit Angkatan Darat Amerika dan kamp Tawanan Perang (POW) Nazi di Fort McCoy di Wisconsin.Namun drama semakin menarik saat istri Frank diancam oleh salah seorang prajurit Amerika. Belum lagi saat peperangan Amerika melawan Nazi, Frank dipaksa untuk ikut berperang padahal ia sendiri tidak bisa berkelahi.

 

Escape from Sobibor (1987)

Film Perang Dunia 2
IMDb ratings: 7.5/10 from 5,650 users

Escape from Sobibor is a 1987 British made-for-TV film which aired on CBS.[1] It is the story of the mass escape from the extermination camp at Sobibor, the most successful uprising by Jewish prisoners of German extermination camps (uprisings also took place at Auschwitz-Birkenau and Treblinka). The film was directed by Jack Gold and shot in Avala, Yugoslavia (now Serbia).

On 14 October 1943, members of the camp's underground resistance succeeded in covertly killing 11 German SS-Totenkopfverbände officers and a number of Sonderdienst Ukrainian and Volksdeutsche guards. Of the 600 inmates in the camp, roughly 300 escaped, although all but 50 - 70 were later re-captured and killed.[2] After the escape, SS Chief Heinrich Himmler ordered the death camp closed. It was dismantled, bulldozed under the earth, and planted over with trees to cover it up

The film begins with a new trainload of Polish Jews arriving for processing at Sobibor. The German Commandant gives them a welcoming speech, assuring the new arrivals that the place is a work camp. Other SS officers move along the assembled lines of prisoners, selecting a small number who have trade skills such as goldsmiths, seamstresses, shoemakers, and tailors. The rest of the prisoners are sent away to a different part of the camp from which a pillar of smoke rises day and night. It is some time before the new prisoners realize Sobibor is a death camp, all of the other Jews are exterminated in gas chambers, and their corpses cremated in large ovens. The small number of prisoners who are kept alive in the other part of the camp are charged with sorting the belongings taken from those who are murdered and then repairing the shoes, recycling the clothing, and melting down any silver or gold to make jewelry for the SS officers. Despite their usefulness, these surviving prisoners' existence is precarious, and beatings and executions can occur at any time. Wagner is the most clever and sadistic of the German officers. When two prisoners escape from a work detail in the nearby forest, Wagner forces the remaining 13 prisoners of the work gang to each select one other prisoner to die with them and then executes all 26.

The leader of the prisoners, Leon Feldhendler, realizes when the trains eventually stop coming, the camp will have outlived its usefulness, and all the remaining Jews will be executed. He devises a plan for every prisoner to escape, by luring the SS officers and NCOs into the prisoners' barracks and work huts one by one and killing them as quietly as possible. Once all of the Germans are dead, the prisoners will assemble into columns and simply march out of the camp as if they have been ordered to, and it is hoped the Ukrainian Guards, not knowing what is going on and with no Germans left alive to give orders or raise the alarm, will not interfere. A new group of prisoners arrives, Russian Jews who were soldiers with the Soviet army. Their leader, Perchersky, and his men willingly join the revolt, their military skills proving invaluable.

The Camp Commandant leaves for several days, taking Wagner with him, which proves an advantage as the most cunning of the SS officers will be absent from Sobibor. On 14 October 1943, the plan goes into action. One by one, SS officers and NCOs are lured into traps set by groups of prisoners armed with knives and clubs. Eleven Germans are killed, but one officer, Karl Frenzel, unwittingly evades his killers, discovers the corpse of one of his colleagues, and raises the alarm. By now, the prisoners have assembled on the parade ground and, realizing the plan has been discovered, Perchersky and Feldhendler urge the prisoners to revolt and flee the camp. Most of the 600 prisoners stampede for the perimeter fences, some of the Jews using captured rifles to shoot their way through the Ukrainian guards. Other guards open fire with heavy machine guns from observation towers, cutting many of the fleeing prisoners down, and other would-be escapees are killed on the minefield surrounding the camp. But over 300 Jews reach the forest and escape.

As the survivors flee deeper into the forest, a voiceover narrator tells of the experiences and fates that befell some of the survivors whose accounts the film was based on. Of the 300 prisoners who escaped, only approximately 50 survived to see the end of the war, in 1945. For example, Perchersky makes it back to Soviet lines and rejoins the Red Army, surviving the war, and Feldhendler lives to see the end of the war but is killed shortly afterwards in a clash with anti-Semitic Poles. After the uprising, the largest escape from a prison camp of any kind in Europe during WW2, Sobibor was bulldozed to the ground, and trees were planted on the site to remove any sign of its existence

Beyond Enemy Lines (Framom främsta linjen Etulinjan Edessä) (2004)

Film Perang Dunia 2
IMDb ratings: 6.6/10 from 1,192 users

Sebuah film berdasarkan buku harian perang yng menceritakan seorang pasukan Resimen Infanteri Finlandia ke 61. Cerita berlanjut selama perang Finlandia vs Uni Soviet 1942-1944 dari Syväri ke Karelian Isthmus di mana mereka menghadapi beberapa pertempuran paling melelahkan melawan pasukan Uni Soviet.


Before the Fall (2004)

Film Perang Dunia 2
IMDb Skor: 7,5/10 -9.776 suara

Before the Fall (also known as NaPolA: Hitler's Elite; German).Sebelum Albrecht menyelesaikan puisinya, ia diseret keluar oleh guru. Puisi yang dibaca remaja 17 tahun berperangai lembut itu dianggap menghina kepahlawanan Nazi. Anak petinggi Nazi itu pun diinterogasi ayahnya yang merasa sangat kecewa dan marah. Puisi itu menggambarkan sikap dan perasaan Albrecht atas peritiwa yang dialaminya semalam. Kepala sekolah menugasi murid-murid sekolah itu bergerak turun mengepung tahanan Rusia yang berusaha kabur. Albrecht menyaksikan kawan-kawannya melepaskan tembakan ke arah tahanan Rusia yang kabur dalam kegelapan malam di perbukitan. Namun, ketika mereka memeriksa mayat-mayat ternyata tahanan itu anak-anak yang tak bersenjata.

Albrecht mencoba menolong seorang anak yang masih hidup. Namun tindakannya dicegah para seniornya. Bahkan seniornya kemudian menembak tahanan yang sekarat hingga benar-benar tewas. Albrecht terguncang menyaksikan adegan kekejaman itu.

Albrecht dalam film Before the Fall , hanya tokoh sekunder. Tokoh primernya adalah Fredrich, remaja dari keluarga kelas pekerja di distrik Reich, Jerman. Fredrich yang memiliki tubuh kuat dan berbakat tinju kagum melihat sekolah yang didirikan untuk generasi Nazi. Sekolah ini menyediakan fasilitas lengkap secara gratis bagi anak-anak muda Jerman yang akan didik untuk kebesaran Nazi. Mengingat ayahnya tidak sepakat dengan keinginan Friedrich, ia  kabur dari rumah untuk bersekolah di sana. Friedrich yang satu kelas dengan Albrecht selalu mewakili sekolahnya dalam kompetisi tinju antar sekolah.

Albrecht dan Friedrich berkawan dekat meski keduanya seperti dua kutub yang berseberangan. Albrecht selalu memprotes Friedrich setiap melihat kekejaman kawannya itu ketika ‘menghabisi’ lawan-lawanya di atas ring. “Kamu tidak perlu melakukan itu,” protes Albrecht.

Bagi Albrecht sebagai anak petinggi Nazi, hidup adalah jebakan fanatisme yang menyedihkan. Tak ada jalan keluar selain kematian. Itulah yang kemudian ditempuh Albrecht ketika tak mampu menolak mengikuti perintah ayahnya dikirim ke fron timur untuk menulis kebalikan dari kenyataan yang ditulis dalam puisinya. Albrecht menenggelamkan diri ke dasar danau di bawah hamparan salju yang membatu ketika mereka tengah latihan ketahanan fisik. Film ini mengingatkan kita bahwa fanatisme kepada apa pun akan melahirkan tragedi kemanusiaan.

Battle for Sevastopol (2015)

Film Perang Dunia 2
IMDb Ratings: 7.2/10 from 832 users 

Setelah invasi Nazi Jerman ke Uni Soviet pada tahun 1941, mahasiswi Lyudmila Pavlichenko menjadi pejuang Rusia pada Divisi Rifle ke 25. Dia ikut berperang dalam Pertempuran Odessa dan, akhirnya, dalam mempertahanan Sevastopol. Sebagai sniper wanita dengan catatan rekor 309 membunuh yang telah dikonfirmasi , ia dikirim ke Amerika Serikat untuk kampanye dalam mencari dukungan dari  Amerika, dan bertemu first lady Eleanor Roosevelt. Film ini juga bercerita tentang masalah  psikologis yang dihadapi perempuan dalam suatu pertempuran

Attack on Leningrad (2009)

Film Perang Dunia 2
IMDb Ratings: 6.1/10 from 3,479 users

Film ini mengangkat dua tema besar, pertama tentang cerita seorang jurnalis Inggris bernama Kate Davis (diperankan Mira Sorvino), kedua tentang pengepungan 900 hari atas kota Leningrad oleh Jerman yng dimulai pada musim dingin tahun 1941. Kate, jurnalis yang berbasis di Moskow ditugaskan untuk meliput situasi di Leningrad. Kota ini tengah mengalami krisis akibat serbuan tentara Nazi Jerman, serbuan yang menjadi rangakaian invasi terbesar di dunia dan paling ambisius dari Adolf Hitler yang dikenal dengan operasi Barbarossa.

Malang menimpa Kate. Saat peliputan, bis yang ditumpanginya dibom oleh pesawat Jerman mengakibatkan banyak jatuh korban dari pihak jurnalis. Kate selamat, namun ia tidak ditemukan saat pencarian sehingga pemerintah Uni Soviet menyatakan bahwa ia tewas.Kate mencoba bertahan hidup, dan ia beruntung bertemu seorang polisi wanita tangguh dan idealis, Nina Tsvetkova. Kate kehilangasn surat-suratnya karena pengeboman, sehingga Nina membuatkan Kate identitas palsu dengan nama Ekaterina Gonzalez. Nina menjadikan
Kate seorang Spanyol karena memang pada masa itu banyak warga Spanyol yang melarikan diri ke Rusia akibat kekejaman pemerintahan diktator Jenderal Franco. Nina lalu mengizinkan Kate tinggal dirumahnya bersama kakaknya dan dua keponakannya. Kate sangat baik pada Sima dan Yura, dua keponakan Nina. Yura digambarkan mengalami kelumpuhan akibat kurang gizi, namun berotak cerdas. Kate sangat menyayanginya.

Situasi Leningrad sangat parah. Saat musim dingin yang ganas tiba, bencana kelaparan justru datang karena tentara Nazi memang tidak langsung menyerbu dan membumihanguskan kota, namun mereka memotong jalur distribusi makanan. Pemerintah setempat akhirnya memberlakukan sistem penukaran kupon untuk sebuah roti.

Jatah makanan yang lama kelamaan berkurang akhirnya menjadikan pemandangan menyedihkan timbul di mana-mana. Kuda yang diambil dagingnya bahkan ketika masih hidup, penduduk yang memakan lem dan tanah karena lem mengandung sagu dan tanah mengandung gula, hingga kanibalisme menjadi potret sejarah gelap bagi kota ini yang coba disampaikan oleh sang pembuat film.

Cerita berkembang dramatis ketika diketahui ternyata Kate adalah seorang anak dari bekas Jenderal Rusia yang mengabdi pada Tsar, pihak yang digulingkan oleh pemerintah komunis lewat revolusi Bolshevik. Ayah Kate kabur ke Inggris lalu menikahi seorang wanita Inggris yang akhirnya menjadi ibu Kate. Untuk menghindari bahaya, Kate memakai nama keluarga ibunya, Davis. Fakta ini membuat intelejen Soviet mencoba mengamankannya, namun usaha-usaha itu tidak pernah berhasil.

Salah satu hal menarik yang ada dalam film ini yaitu keberadaan Danau Ladoga. Danau yang beku setiap musim dingin ini adalah satu-satunya jalan keluar dari kota Leningrad yang sudah dikepung ketika jalur darat rentan serangan. Danau Ladoga ini kemudian dikenal sebagai The Road of Life yang akhirnya dijadikan PBB sebagai World Heritage karena menjadi “jalan kehidupan” untuk mengungsi maupun pendistribusian makanan bagi penduduk kota Leningrad semasa invasi.

Setelah berhasil menyebrangi Danau Ladoga dengan selamat, Kate justru memutuskan untuk tinggal di kota dan meninggalkan Phil (diperankan Gabriel Byrne), kekasihnya yang telah menunggu di ujung lain danau. Phil sebenarnya memiliki keinginan untuk membawa Kate kembali ke Moskow, untuk kemudian pulang ke London. Namun Kate tidak memungkiri asal usulnya tadi dan ia memilih untuk tinggal di Leningrad.

Ambush aka Rukajarven tie (1999)

Film Perang Dunia 2
IMDb Skor: 6,8/10 - 3.454 suara

Set during the World War 2. In the summer of 1941 the Finnish army crosses the border of Russia. A platoon led by Lt. Eero Perkola goes through the wilderness around the Lieksa lake to search for Russian defensive positions. The platoon kills some Russian civilians and rests in a newly conquered village. There Lt. Perkola meets his fiancée Kaarina, who is serving in the Women's Auxilary Corps (Lotta). Then the platoon continues with the mission, but a message about Kaarina's possible death reaches Lt. Perkola. The message causes Perkola to become distracted during the mission.
Summer 1941 and the Finnish army has been mobilized along the Russian border. A platoon, led by Lieutenant Eero Perkola, receives orders for a dangerous recon mission to search out Russian defensive positions. As Perkola's mission begins he learns that his beloved fiance has been killed in an ambush by Russian partisans. This traumatic event transforms the young Lieutenant from a blue eyed, idealistic officer into a killer intent on vindictive revenge against the enemy. As Perkola's personal war endangers his platoon's safety and compromises the entire mission, he must wrestle his inner demons and make a choice.

Allies (2014)

Film Perang Dunia 2
IMDb Ratings: 5.0/10 from 359 users

Agustus 1944. Sebuah tim tentara Inggris yang dipimpin oleh Kapten AS diterjunkan di belakang garis musuh di Perancis pada misi yang bisa mempersingkat jalannya perang dunia 2 .Tetapi segala sesuatu tidak berjalan sesuai dengan rencana, sampai Sersan komando   Harry McBain dan Kapten Gabriel Jackson tahu bahwa mereka harus mengesampingkn permusuhan pribadi diantara mereka jika ingin misi ini berhasil. Terinspirasi oleh kisah nyata, Filam "Allies" bercerita tentang persahabatan dan perjuangan untuk kelangsungan hidup.


Auschwitz The Nazis and the Final Solution (2005)

Dokumenter Perang Dunia 2
IMDb Ratings: 8.7/10 from 2,327 users   
Kisah tentang Solusi Akhir bagi Jahudi yang merupakan bagian akhir dari Nazi Holocaust di kamp-kamp kematian terutama di Auschwitz.(6 Episode) Film dokumenter BBC yang menyajikan kisah Auschwitz melalui wawancara dengan mantan narapidana dan penjaga untuk menampilkan perlakonan kembali yang otententik atas peristiwa relevan yang telah terjadi.
Daftar Episode
  1.     Surprising Beginnings    
  2.     Orders and Initiatives      
  3.     Factories of Death      
  4.     Corruption      
  5.     Frenzied Killing      
  6.     Liberation & Revenge     

Apocalypse-The Second World War (TV Mini-Series 2009)

Dokumenter Perang Dunia 2
IMDb Ratings: 9.2/10 from 2,930 users  

Apocalypse: The Second World War(2009) is a six-part French documentary about the Second World War. The documentary is composed exclusively of actual footage of the war as filmed by war correspondents, soldiers, resistance fighters and private citizens. The series is shown in color, with the black and white footage being fully colorized, save for some original color footage. The only exception to the treatment are most Holocaust scenes, which are presented in the original black and white. 





6 Episodes

1 Aggression (1933–1939): rise of Nazism and campaign of Poland, Phoney war
  
2 Crushing Defeat (1939–1940): fall of Dunkirk and Campaign of France, Battle of Britain
   
3 Shock (1940–1941): the Desert War, Invasion of Yugoslavia, Battle of Greece and Battle of Crete,      Operation Barbarossa, Battle of Smolensk and Battle of Moscow
   
4 World Ablaze (1941–1942): Pearl Harbor, Midway and Guadalcanal, Operation Fall Blau
  
5 The Great Landings/The Noose (1942–1943): first failures of the Axis, Battle of Stalingrad, El Alamein, Operation Torch, Tunisia, Kursk and Italian campaign
   
6 Inferno (1944–1945): liberation of France, invasion of Germany, surrender of Germany, atomic bombing of Hiroshima and Nagasaki, and surrender of Japan

Wunderkinder (2011)

Film Perang Dunia 2
IMDb Skor: 6,7/10 - ?450 suara

The story takes place in Ukraine (Poltava) in 1941 before and during the German invasion. This story is about deep friendship between three musically talented children .

Two Jewish children both virtuosic and a talented German girl who share a love of music .Their friendship extends beyond the gaps of different religions and nationalities, The Nazis invasion to the Soviet Union destroyed their world and they and their families deal  with death threats War brings with it. 


The Desert Fox : The Story of Rommel (1951)

Film Perang Dunia 2
IMDb Skor: 7/10 - ‎3.695 suara

Suatu malam sekelompok komando Inggris melakukan penyerangan ke markas pasukan Jerman. Target mereka adalah General Field Marshal (Generalfeldmarschall) Erwin Rommel. Serangan ini berhasil dipatahkan oleh pasukan penjaga Jerman, sedangkan Rommel sendiri sedang berada di Jerman.

Cerita beralih kepada rombongan tawanan pasukan Inggris yang tertangkap. Ketika mereka sedang berjalan dalam kawalan pasukan Jerman, beberapa pesawat pemburu Inggris datang menyerang. Rombongan yg dikira pasukan Jerman berpencaran menyelamatkan diri. Salah seorang tawanan berhasil menyelamatkan diri di mana ia tidak sengaja bertemu lgs dengan sosok paling disegani sepanjang perang dunia ke-2, baik oleh pasukan Jerman maupun pasukan sekutu, Generalfeldmarschall Erwin Rommel.

Tawanan tersebut adalah Desmond Young. Setelah perang selesai ia yang tertarik dg figur Rommel lalu melakukan berbagai interview dg beberapa sumber terdekat Rommel utk mengupas lebih lanjut siapakah Rommel dan apa yang terjadi pd akhir hidupnya yang tragis, dipaksa melakukan bunuh diri akibat dituduh melakukan kudeta thd Hitler.

Sepanjang perang dunia kedua, kata Desert (gurun) merupakan kata yang cukup magis. Kata desert itu merujuk pd dua hal yang begitu dikenang sepanjang masa. Hal yg pertama adalah Desert Rats, sebuah julukan bagi pasukan elit Inggris, 7th Armoured Division (sekarang menjadi 7th Armoured Brigade), yang banyak terlibat dalam pertempuran di PD II, mulai dr gurun Afrika Utara hingga Eropa Timur. Desert Rats juga yang bersama2 dg Delta Force (satgas elit AD AS) berhasil menemukan tempat persembunyian Saddam Hussein, mantan presiden Irak.

Hal yang kedua adalah Desert Fox. Julukan yang diberikan oleh pasukan Sekutu terhadap Generalfeldmarschall Erwin Rommel yang begitu tangguh di medan gurun Afrika utara. Datang ke Afrika Utara hanya utk membantu pasukan Italia yang terdesak, tapi Rommel yang hanya dibekali tidak lebih dari 200 tank malah berhasil menggilas pasukan Inggris dan Australia yang punya kekuatan 700 tank. Suatu prestasi yang membuat Inggris sampai harus mengganti panglima armada Afrikanya dengan Jenderal Montgomery.

Film ini diangkat dr novel karya Kolonel (ret) Desmond Young yang pernah tertangkap dan bertemu lgs dengan Rommel. Ia mengenang Rommel sebagi sosok yang simpatik. Ia tidak seperti jenderal2 Jerman lainnya yg kejam. Ia tetap menghormati para tawanan dan memperlakukan mereka dengan baik. Kejeniusannya dalam meracik strategi dan taktik begitu diakui oleh teman maupun rivalnya. Tidak heran bhw Hitler begitu menganakemaskan Rommel.

Film ini terfokus pd masa setelah perang di gurun Afrika. Rommel yang sedang menurun kesehatannya berusaha direkrut oleh kerabatnya Dr. Karl Strolin (tokoh oposisi Hitler) utk masuk dalam kelompok oposan. Awalnya Rommel tidak setuju dengan kelompok tsb, tetapi setelah ia dimarahi habis2an oleh Hitler atas sikapnya yg menasehati Hitler agar segera berdamai dg sekutu, Rommel mulai berpikir utk masuk dalam kelompok tsb.

Semua pemeran dalam film ini berhasil memerankan film ini dg baik. Skenarionya pun digarap dg baik. Dengan memasukkan beberapa rekaman pertempuran, Desert Fox mampu menyajikan sebuah film biografi yang cukup mengesankan. Ending film ini tragis tp berhasil ditutup dg indah melalui footage rekaman suara Churchill (PM Inggris) yang memuji Erwin Rommel sebagai panglima perang yang ksatria dan ikut berdukacita atas kematiannya yg tragis. Suatu penghargaan yang tidak pernah diterima oleh jenderal2 Jerman lainnya, apalg Churchill mengucapkannya di hadapan parlemen Inggris.

The Roundup aka La Rafle (2010)

Film Perang Dunia 2
IMDb Skor: 7/10 - 5.727 suara

The Round Up (French: La Rafle) is a 2010 French film directed by Roselyne Bosch and produced by Alain Goldman. The film stars Mélanie Laurent, Jean Reno, Sylvie Testud and Gad Elmaleh. Based on the true story of a young Jewish boy, the film depicts the Vel' d'Hiv Roundup (Rafle du Vel' d'Hiv), the mass arrest of Jews by French police who were Nazi accomplices in Paris in July 1942

Plot
Jo Weisman, a young Jewish Parisian, and his family are taken by the Nazis and Vichy collaborators in the rafle du Vel' d'Hiv. Anna Traube, a 20 year old woman, walks out of the velodrome with forged papers; her mother and sister are captured. Annette Monod, a Protestant nurse, volunteers for the velodrome, and assists Jewish doctor David Sheinbaum. From the Vélodrome d'Hiver Jo's family and Sheinbaum are transferred to the Beaune-la-Rolande internment camp. Monod comes along. She does what she can to help the children, who are soon falling sick from the camp diet and conditions.

The parents are dispatched by train to supposed "work camps in the East" (in reality the extermination camps), and Sheinbaum too. Monod wants to come along, but Sheinbaum talks her out of it. After some time authorities announce that for humanitarian reasons the children will be reunited with their parents in the east (in reality the adults have already been killed, and they are now going to kill the children). Some children believe they will rejoin their parents. However, Jo and another boy, Pavel, escape under barbed wire, taking along money that the family had hidden in the toilets along with their valuables.

While the other children are being taken away, a doctor treats Monod, who is now sick herself. The doctor informs Monod that the Resistance has now learned the true fate of the deported Jews. When Monod hears what happens to them, she races after the children despite her sick condition. But she finds the train has just gone.

After the war, Monod searches for survivors at the Hôtel Lutetia. She finds Jo, who has survived and is to be adopted by a family, and a younger boy Noé, to whom she had also been close. He had somehow slipped out of the group of children taken away on the train to the extermination camps.

The Pianist (2002)

Film Perang Dunia 2
Skor: 8,5/10 - ‎414.675 suara

The Pianist adalah sebuah film yang diproduksi pada tahun 2002 yang disutradarai oleh Roman Polanski dengan bintang utama Adrien Brody yang berperan sebagai Wladyslaw Spilzman. Film ini diinspirasi dari sebuah memoir karangan Wladyslaw Spilzman, seorang pianis Yahudi Polandia.

Film ini juga mendapatkan anugerah Palme d'Or di Festival Film Cannes. Dan juga mendapatkan Penghargaan Oscar.

Plot
Wladyslaw Spilzman adalah seorang pianis Yahudi Polandia yang terkenal, bekerja di Radio Polandia. Pada bulan September tahun 1939, stasiun radio dibom oleh serangan Nazi Jerman. Dia pulang kampung dan menyadari bahwa Inggris dan Perancis menyatakan perang terhadap Jerman. Dia pun percaya kalau perang akan selesai secepatnya dan keluarganya pun bahagia.

Ketika pendudukan Nazi di Polandia, keluarga Yahudi diwajibkan untuk membatasi jumlah uang, memakai ikat tangan berlambang Bintang Daud, dan pada tahun 1940, Nazi pun menyerang Ghetto (Perkampungan) Yahudi di Warsawa. Mereka pun menghadapi teror, kelaparan dan kematian di situ. Sebagian dari mereka pergi ke kamp konsentrasi di Treblinka. Untungnya, Wladyslaw Splizman selamat dari sweeping Yahudi berkat bantuan seorang perwira Jerman yang bekerja di Polisi Yahudi. Walaupun begitu, dia terpisah dari keluarganya. Dia pun bertahan sendiri.

Sewaktu hidup dalam persembunyian, ia menyaksikan banyak kekejaman pasukan SS (Schutzstaffel), seperti pembunuhan berantai, dan pembakaran massal. Spilzman juga menyaksikan penyerangan terhadap Ghetto Warsawa, dimana para Yahudi berusaha mempertahankan Ghetto-nya, tapi mereka pun kalah dari SS yang kekuatannya lebih besar.

Satu tahun berlalu dan kehidupan di Warsawa serasa hidup di kota hantu. Pada saat itu, Spilzman nyaris mati karena sakit dan kekurangan makanan. Setelah semua penduduk Polandia kabur, dan semua prajurit SS mundur dari Warsawa karena serangan Soviet, Spilzman pun sendiri.

Dia pun mencari makanan dari rumah yang tidak dibom, dan ketika itu, dia menyadari bahwa dia sedang dilihat oleh seorang perwira Jerman bernama Kapten Wilm Hosenfeld. Dia menyuruh Spilzman untuk memainkan lagu di piano. Akhirnya, Spilzman memainkan lagu Chopin-Ballade in G minor. Dia pun menyuruh Spilzman agar tidak bersembunyi. Setelah itu, Hosenfeld mengirim makanan kepada Spilzman, walaupun Spilzman seorang Yahudi. Ternyata memang Hosenfeld tidak tahu identitas Spilzman sebagai seorang Yahudi.

Beberapa minggu kemudian, tentara Jerman mundur dari Warsawa karena serangan Soviet. Sebelum berpisah, Hosenfeld bilang pada Spilzman bahwa namanya dalam Bahasa Jerman adalah Spielmann, yang arinya orang yang selalu bermain. Hosenfeld memberinya mantel (overcoat) tentara Jerman. Ketika pasukan Polandia mencapai Warsawa, mereka menemui Spilzman dan mereka mengiranya pasukan Jerman. Mereka pun menembak, tapi Spilzman mengatakan bahwa ia Yahudi dan tembakan pun berhenti. Ketika ditanya, mengapa memakai mantel tentara Jerman, dia hanya bilang "Saya kedinginan".

Ketika sebuah kamp konsentrasi dibebaskan oleh pasukan Soviet, Kapten Hosenfeld tertangkap disana. Kapten Wilm Hosenfeld pun meminta pembelaan dari Spilzman. Sayangnya, Spilzman datang terlambat ke kamp konsentrasi itu karena Hosenfeld sudah dibawa pergi ke Soviet. Film pun berakhir dengan konser Spilzman di Warsawa yang membawakan lagu "Chopin-Grande Pollonaise Briliante in E flat major"

The Imitation Game (2014)

Film Perang Dunia 2
Berlatar Perang Dunia II, Alan Turing adalah orang yang saat ini dikenal luas sebagai salah satu orang berpengaruh dalam sejarah komputer. Ia adalah seorang matematikawan jenius dari Inggris. Pada waktu itu, Ia tergabung dalam sebuah kelompok yang terdiri dari orang—orang superjenius, matematikawan, Fisikawan, kriptograter, semua ada di kelompok itu, meraka bersatu untuk memecahkan berbagai kode rumit dalam masa perang yang kelam tersebut dan yang paling populer adalah sebuah kode yang bernama ‘Enigma’ yang juga mampu dicari solusinya. Namun,ketenaran dan keberhasilan karirnya semakin memudar saat perang berakhir bahkan ia sempat dituntut secara pidana karena mengaku sebagai homoseksual. . Akhir hidupnya cukup pahit, ia mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri pada tahun 1954.
Selain mengangkat masalah kode-kode rumit, Film ini juga mengangkat keseharian Turing bahkan saat di asrama.

The Grey Zone (2001)

Film Perang Dunia 2
Skor: 7,1/10 - 7.885 suara

Film ini merupakan kisah nyata Dr Ikiiklos Nyiszli, seorang Yahudi Hungaria yang dipilih oleh Josef Mengele (Dokter Nazi di Auschwitz) untuk menjadi ahli kepala patologi di Auschwitz. Nyiszli adalah salah satu Auschwitz's Sonderkommandos - Skuad Khusus tahanan Yahudi yang ditempatkan oleh Nazi untuk membantu kinerja Nazi dalam memusnahkan orang-orang Yahudi. Tugas mereka yaitu mengarahkan tahanan yang sama-sama yahudi untuk dimsukkkan ruang gas dan kemudian mengkremasi mayat. Dan ajaibnya seorang gadis berusia 14 tahun selamat dari sebuah pemusnahan gas beracun. cerita dalam kamp ini kemudian berlanjut dengan usaha pemberontakan di dalam Auschwitz. Namun perjuangan mereka sia-sia, tak berakhir dengan hukuman mati terhadap mereka yang dianggap ikut serta.

Cross of Iron (1977)

Film Perang Dunia 2
IMDb Skor: 7,5/10 - ‎18.960 suara

Film ini mengambil setting di Front Timur (Rusia) tahun 1943, ketika arah peperangan mulai berbalik tidak menguntungkan pasukan Jerman yang bercokol disana. Cross of Iron adalah kisah tentang konflik kepentingan antara seorang perwira aristokrat perlente pemegang Iron Cross yang baru datang ke markas di front yang terancam terus menerus oleh artileri Rusia, dengan seorang sersan infanteri veteran yang sudah kenyang makan asam garam pertempuran. Background-nya sendiri adalah penarikan mundur pasukan Jerman dari Semenanjung Taman ke pantai Laut Hitam di Uni Soviet.

Cross of Iron dibuat berdasarkan novel berjudul 'The Willing Flesh' karya Willi Heinrich yang dipublikasikan tahun 1956. Novel itu sendiri disebut-sebut merupakan kisah nyata dari kehidupan Johann Schwerdfeger, Oberfeldwebel terkenal peraih Salib Besi. Seperti kebanyakan film besutan Sam Peckinpah lainnya, kebanyakan aksi dalam film ini direkam menggunakan slow motion.

Cross of Iron menceritakan kisah sebuah peleton infanteri Wehrmacht di jembatan Kuban, Front Timur tahun 1943, yang dipimpin oleh Unteroffizier (Sersan) Steiner, yang dimainkan dengan "dingin" oleh James Coburn. Film dibuka dengan pasukan Wehrmacht yang berbaris mundur seakan berkesesuaian dengan takdir yang telah "digariskan" oleh cuplikan dokumenter dari Adolf Hitler, Hitlerjugend, penyerbuan Jerman ke Uni Soviet, dan penarikan mundurnya. Asyiknya, kita bisa mendengarkan intro volkslied (lagu rakyat) tradisional Hänschen klein dan Horst-Wessel-Lied sebagai soundtrack.

Steiner pulang ke markas dengan membawa seorang bocah Rusia yang ia tawan sehabis melakukan patroli pengintaian yang sukses. Di sana ternyata datang juga komandan batalion baru yang dari pertama sudah memperlihatkan gelagat-gelagat pikasebeleun (menyebalkan), seorang perwira aristokrat keturunan Prusia berpangkat Hauptmann (Kapten) bernama Stransky, yang diperankan oleh Maximilian Schell. Demi melihat Steiner datang membawa bocah "musuh" tersebut. Stransky tanpa tedeng aling-aling memerintahkan agar si bocah segera ditembak mati. Ketika Steiner menolak perintah tersebut, Stransky langsung bersiap untuk menembak si bocah dengan tangannya sendiri. Untungnya, di saat terakhir datang Obergefreiter (Kopral) Schnurrbart (panggilannya, yang berarti kumis!) yang menyelamatkan bocah tersebut dengan berkata bahwa biarlah dia sendiri yang akan menembaknya. Sang kopral dan bocah itu lalu pergi ke semak belukar.

Dalam percakapan dengan komandan resimen, Oberst Brandt (James Mason) dan ajudannya Hauptmann Kiesel (seorang lelaki yang sudah muak akan peperangan dan diperankan oleh David Warner), Stransky menyombongkan diri dan berkata bahwa dia telah secara sukarela mengajukan diri sendiri untuk dipindahkan dari tempat asalnya yang nyaman di daerah pendudukan Prancis ke front depan di Rusia demi bisa mendapatkan Iron Cross (harusnya sih Knight's Cross atau Ritterkreuz)! Pernyataan yang sangat blak-blakan seperti itu tentu saja mengagetkan para perwira lain. Stransky kemudian diperkenalkan dengan Steiner yang baru pulang ke markas. Steiner sendiri adalah seorang prajurit pemberani yang sangat disegani oleh kawan-kawannya meskipun sifatnya yang seenaknya sendiri. Dalam usahanya untuk memperbaiki keadaan, Stransky mempromosikan Steiner menjadi Feldwebel. Bukannya kelihatan bergembira atau berterimakasih, Steiner cuek saja menanggapinya!

Stransky juga menemukan bahwa ajudannya, Leutnant Triebig, adalah pencinta sesama jenis ketika dia menemukan Triebig sedang mengelus pipi seorang prajurit rendahan, Josef Keppler. Saat itu hal seperti ini merupakan kejahatan berat dan pelakunya bisa mendapatkan hukuman mati. Stransky memanfaatkan momen ini dengan sebaik-baiknya ketika dia memaksa Triebig agar melebih-lebihkan aksinya di front demi mempermulus cita-citanya meraih Iron Cross. Triebig diancam akan diajukan ke pengadilan militer bila tidak menuruti permintaan Stransky.

Ketika sedang menunggu serangan Rusia yang akan tiba, Steiner melepaskan si bocah Rusia (yang kemudian memberi harmonikanya kepada Steiner), hanya untuk melihatnya terbunuh dengan tragis oleh pasukan Soviet yang menyangkanya musuh! Dalam serangan Soviet tersebut, Leutnant Meyer (Igor Galo) tewas ketika memimpin usaha pertahanan dan serangan balik Jerman dari paritnya. Steiner sendiri terluka ketika berusaha menyelamatkan seorang prajurit Jerman lain, dan terpaksa dikirimkan ke rumah sakit militer untuk menjalani penyembuhan. Ketika disana, Steiner yang sedang koma dibayang-bayangi oleh mimpi buruk wajah orang-orang yang telah meninggal, termasuk bocah Rusia yang dilepaskannya. Setelah siuman, tak lama dia sudah menjalin hubungan romantis dengan suster yang merawatnya (diperankan oleh Senta Berger).

Selama proses penyembuhannya, Steiner tersadar bahwa perang sesungguhnya hanyalah kesia-siaan belaka. Meskipun begitu, ketika datang kesempatan untuk kembali bertempur ke peleton lamanya, tanpa pikir panjang dia menyanggupinya. Steiner meninggalkan rumah sakit dan juga suster tercintanyanya yang menangis, seorang calon istri di opsi lain yang tak pernah ada untuk memulai kehidupan baru sebagai sipil yang jauh dari mesiu.

Ketika kembali, dia terkaget-kaget begitu mendapati bahwa Stransky telah dinominasikan untuk menerima Iron Cross setelah diberitakan memimpin serangan balik yang sukses dalam pertempuran yang tidak pernah ada! Stransky mengajukan Triebig dan Steiner sendiri sebagai saksi dari klaimnya. Dengan cara ini, Stransky berharap kalau Steiner mau membantunya dengan imbalan bantuan balik setelah perang usai.

Brandt menanyai Steiner tentang pernyataan Stransky, dengan harapan kalau Steiner akan mengungkapkan kebohongan atasannya tersebut. Tapi Steiner dengan cueknya menolak untuk bekerjasama. Dia mengatakan bahwa dia membenci semua perwira, bahkan mereka-mereka yang "tercerahkan" seperti Brandt dan Kiesel, dan meminta waktu beberapa hari untuk memberikan jawaban.

Ketika batalionnya diperintahkan untuk mundur, Stransky dengan sengaja tidak meneruskan perintah tersebut kepada peleton Steiner, sehingga Steiner kini berada di garis belakang Soviet! Tentu saja para anak buah Steiner yang sudah berpengalaman tidak tinggal diam menunggu digelepok oleh pasukan Soviet, dan mereka berjuang keras untuk mencari jalan ke daerah kawan dengan menembus kepungan Rusia. Dalam usahanya, Steiner dkk berpapasan dengan sebuah detasemen musuh yang anggotanya semuanya wanita. Menghadapi dilema moral yang kemudian datang, Steiner memutuskan untuk meninggalkan musuhnya tersebut dan meneruskan perjalanan, dengan tidak lupa sebelumnya menyingkirkan seorang anggota peleton berwatak sadis yang dibenci kawan-kawannya, yang merupakan anggota fanatik partai Nazi.

Peleton Steiner, yang kini menggunakan seragam Rusia sebagai penyamaran, pada akhirnya tiba di posisi pasukan Jerman.Dia lalu mengirimkan kata sandi melalui radio agar mereka diizinkan melintasi daerah tak bertuan yang menjadi perbatasan antara dua wilayah yang bermusuhan.

Demi mendengar kedatangan Steiner dan kawan-kawannya, Stransky yang paranoid memerintahkan kepada Triebig agar membunuh mereka. Triebig kemudian meneruskan perintah tersebut kepada anak buahnya agar unit berseragam Rusia yang baru datang itu ditembaki sampai mampus semua. Akibatnya, hampir semua anggota peleton Steiner terbunuh, dengan hanya menyisakan sang komandan dan beberapa orang lagi. Steiner yang begitu murka lalu membunuh Triebig dan meneruskan mencari sang biang kerok licik, Stransky. Pada saat inilah pasukan Soviet melancarkan ofensif besar-besaran terhadap posisi Jerman.

Akhirnya kedua antagonis ini bertemu muka juga. Steiner langsung bersiap untuk menembak Stransky, tapi kemudian berubah pikiran ketika Stransky bertanya, "kemana sisa peletonmu?" Steiner menjawab bahwa "Kamulah sisa peletonku satu-satunya" dan menantang atasannya tersebut untuk membuktikan klaim Iron Cross-nya dan bertempur bersama dia melawan pasukan Rusia. Stransky juga sempat berniat untuk menembak Steiner ketika ada kesempatan, tapi kemudian memutuskan untuk menerima tantangan Steiner. Ketika mereka berdua bersiap untuk bertempur, Stransky (yang berseragam lengkap layaknya telah berpengalaman perang) tiba-tiba memperlihatkan watak aslinya yang pengecut dan hampir menangis ketakutan ketika tembakan musuh sudah datang menghambur!

Sementara itu, Komandan Steiner yaitu Oberst Brandt telah berhasil menghentikan tentara Jerman yang lari mundur dan memimpin sendiri serangan balik dengan ketenangan yang mengagumkan. Gambar terakhir dari dirinya kemudian membeku, begitu juga adegan terakhir dari Stransky dan Steiner, yang seakan-akan menyimpulkan perkembangan karakter masing-masing tokoh.

Film ditutup dengan senandung lagu Hänschen klein ketika Stransky memperlihatkan ketidakbecusannya sebagai seorang perwira militer, jauh berbeda bila dibandingkan dengan Steiner sang veteran yang tetap tenang memimpin pertempuran. Walaupun musuh belum lagi tiba, Stransky telah mengosongkan magasin peluru dari senapan mesin MP-40-nya! Dalam kepanikannya, Stransky bahkan tidak tahu caranya bagaimana untuk mengisi kembali peluru dan malahan memohon-mohon kepada Steiner untuk menolongnya melakukan hal tersebut. Pada awalnya Steiner memandang sinis pada perbuatan Stransky yang tidak tahu malu tersebut, tapi kemudian tertawa terbahak-bahak hampir histeris demi melihat Stransky berusaha dengan susah payah memasangkan helmnya yang terbalik saking ketakutannya melihat bayangan hantu anak kecil Rusia yang mendekatinya!

The Counterfeiters (2007)

Film Perang Dunia 2
Skor: 7,6/10 - 33.744 suara

The Counterfeiters adalah pilihan bagi Anda yang menyukai film dengan latar belakang sejarah. Diangkat dari kisah nyata pada masa Perang Dunia II, The Counterfeiters menggambarkan konflik psikologis yang dialami oleh seorang tahanan NAZI bernama Salomon Sorowitsch . Sorowitsch adalah seorang pemalsu uang yang dipekerjakan dalam industri uang palsu milik NAZI.

Film ini menceritakan bagaimana penguasa menciptakan sistem ekonomi untuk mendukung kebutuhan perang pada saat itu. Tentu saja Anda akan mendapat banyak hikmah dari film ini, terutama mengenai kondisi ekonomi pada masa Perang Dunia II dan bagaimana pemerintah menyembunyikan kebangkrutan. Dengan sinematografi yang menawan, tidak mengherankan kalau film ini kemudian menjadi film berbahasa asing terbaik di ajang Academy Awards tahun 2007.

The Army of Crime (L'armée du crime) (2009)

Film Perang Dunia 2
Skor: 6,7/10 - 2.386 suara

Berlatar belakang tahun 1944 di Paris, film ini bercerita tentang seorang penulis puisi, sekaligus pemimpin kelompok resistensi terhadap Nazi. Namanya Missak Manouchian , Dia menjadi pemimpin gerakan perlawanan terhadap Nazi lantaran orang tuanya jadi korban kekejaman tentara Jerman tersebut. Tindakan-tindakannya sangat heroik ketika dengan gigih mengumpulkan dan merekrut siapa saja untuk melawan Nazi, serta bersedia bertarung dan rela mati demi Prancis.

Kelompok yang dipimpin Missak sesungguhnya tidak sebanding dengan kekuatan pasukan Hitler. Mereka hanyalah sekumpulan para petarung ‘berani mati’ yang melakukan penyerangan secara tidak terorganisasi. Missak sendiri adalah seorang warga Armenia yang diasingkan dan hijrah ke Paris.

Selama menjadi pemimpin gerakan ini, ketika merekrut anggota, Missak dan istrinya, Melinee Manouchian , menemukan dua orang yang sangat berhasrat dan mempunyai misi sama dengan tujuan kelompok resistensi pimpinan Missak ini. Mereka adalah Marcel Rayman dan Thomas Elek . Keduanya merupakan dua pemuda Yahudi yang berasal dari keluarga taat hukum, yang sebelumnya telah bekerja sebagai prajurit gerakan perlawanan kaum mereka.

Thomas merupakan seorang marxis yang ahli dalam masalah ledak-meledakkan. Bersama Marcel, mereka berdua merupakan dua orang tokoh prajurit yang sangat konyol dan tak tahu apa-apa, namun sangat berani.

Contohnya, pada saat Thomas dikirim sebagai pasukan SS, secara diam-diam ia memasang bom pada benda yang menurutnya sangat tepat, yaitu pada sebuah buku Das Kapital karya Karl Marx. Pasukan SS-lah yang melabeli mereka dengan sebutan ‘L’armee du crime”, pada ‘Selebaran Merah’ yang disebarkan di seluruh Prancis. Selebaran itu bertujuan mendiskreditkan pergerakan kelompok resistensi.

Sementara itu, dengan bergerak cepat, Marcel mengambil tindakan yang lebih berani, dengan metode ‘mengarahkan tembakan langsung ke kepala’. Metode yang berbeda dengan Thomas tapi beroleh hasil yang sama. Hasil yang kacau bin balau.

Tetapi, seperti yang telah benar-benar dipahami oleh Missak dan Melinee, setiap wajah (prajurit) baru, pasti membawa risiko dan motif yang baru pula. Beberapa dari mereka memang bertujuan melindungi (kaumnya), tapi tak jarang yang pula yang hanya mengelabui atau menipu. Dan ketika hidup dan menghidupi diri berada pada satu garis, melindungi diri sendiri adalah musuh dari rasa kepercayaan.

Menyaksikan film ini seperti melihat rangkuman kombinasi dari intelektualitas orang Yahudi, Komunis, Hungaria, Spanyol, Polandia, Italia, dan Armenia. Bagi mereka, keyakinan (agama) dan kebudayaan merupakan hal yang tidak relevan. Tidak begitu penting. Sebab, yang terpenting buat mereka adalah loyalitas dan kebesaran hati untuk menempuh risiko apa pun demi menyingkirkan pasukan Hitler.

Stalingrad (1993)

Film Perang Dunia 2
IMDb skor: 7,5/10 - 22.125 suara

Film buatan Jerman dan berbahasa Jerman pula  dengan setting yang luar biasa , kolosal, tank2 dan halftracknya asli. Setidaknya faktor-faktor tersebut sudah cukup untuk membuat film ini menjadi sesuatu yang 'istimewa'.

Film ini sendiri menceritakan tentang petualangan Leutnant Hans von Witzland bersama dengan pasukannya dalam menghadapi ganasnya pertempuran yang tak kenal henti di medan laga Stalingrad. Mereka yang sedang enak-enak menikmati liburan di udara tropis Italia, tiba-tiba mendapat penugasan dari komandannya di lokasi yang tak tanggung-tanggung : Stalingrad. Tentulah sebagai prajurit, apapun yang diperintahkan oleh atasan harus dipenuhi, betapapun beratnya itu.

Von Witzland adalah seorang Letnan muda yang belum pernah merasakan satu pertempuran pun, dan kini ia harus memimpin sekelompok pasukan veteran yang telah kenyang pengalaman bertempur. Pada mulanya pasukannya tidak menaruh respek sama sekali terhadap komandan baru yang dianggapnya masih hijau dan menempati posisinya sekarang, semata karena darah ningrat dan KKN yang bersumber dari pamannya yang berpangkat Oberst (kolonel). Tapi kemudian seiring dengan interaksi yang intens, dimana mereka melewati pertempuran bersama dan mempunyai pandangan yang sama terhadap perang dan kemanusiaan, akhirnya pasukan Sturmpioniere tersebut menjadi pasukan yang loyal terhadap Von Witzland.

Pertempuran Stalingrad mengajarkan banyak hal pada mereka, dan pada akhirnya, tak ada lagi yang tersisa selain kepedihan dan kesia-siaan..

Stalingrad is a 1993 war drama film directed by Joseph Vilsmaier. The movie follows a platoon of World War II German Army soldiers transferred to Russia, where they ultimately find themselves participants in the Battle of Stalingrad.

The film is the second German movie to portray the Battle of Stalingrad. It was predated by the 1959 Hunde, wollt ihr ewig leben (Stalingrad: Dogs, Do You Want to Live Forever?).

plot
In August 1942, a group of German soldiers enjoy leave in Cervo, Liguria, Italy after fighting in North Africa. An awards ceremony is held for several soldiers in the unit, where one platoon's new commander, Leutnant (Lieutenant) Hans von Witzland (Thomas Kretschmann) is introduced. When Unteroffizier (Sergeant) Manfred "Rollo" Rohleder (Jochen Nickel) refuses to button up his collar, his Assault Badge is revoked. Following the assembly, Rohleder, Obergefreiter (Corporal) Fritz Reiser (Dominique Horwitz) and the rest are sent to the Eastern Front to fight for Stalingrad.

Well-respected Hauptman (Captain) Hermann Musk (Karel Hermánek) leads them in an assault on a factory. They take it, but at heavy cost and they end up getting surrounded. Later, in an attempt to retrieve the wounded outside, von Witzland proposes a short ceasefire, which the Russians cautiously accept. However, Müller (Oliver Broumis) fires when he thinks he sees the Russians about to attack. In the ensuing firefight, they capture Kolya, a young Russian boy. The next day, the Russians attack again, and Kolya escapes in the confusion. With the radio not working, von Witzland, Emigholtz, Reiser, "GeGe" Müller and Wölk enter the sewers to go for help. Von Witzland gets separated from the others, and captures a Russian soldier named Irina (Dana Vávrová). She offers to lead him to safety in exchange for her freedom, but when he is not looking, she pushes him into a filthy pool and escapes. His men find him.

They take the severely wounded Emigholtz to a field hospital, where Reiser forces an orderly at gunpoint to work on him. Emigholtz dies anyway, and they are arrested by Hauptman Haller, who has already clashed with von Witzland. They end up in a penal unit, disarming land mines.

Later, when the Soviets surround and trap the Sixth Army in Stalingrad, Musk gives them the opportunity to redeem themselves and they are returned to their old unit. Morale declines as the situation becomes hopeless and supplies dwindle. Haller orders von Witzland's men to execute unarmed civilians, including Kolya. Von Witzland tries to save the boy, but to no avail.

Reiser then comes across several deceased German soldiers with signed cards identifying them as wounded in action, and proposes escaping on a medical evacuation flight by faking injuries. The leutnant and GeGe Müller go with him. They make it to Pitomnik airport, but the last German transport takes off without them as the base is shelled by Russian artillery. They rejoin the others in their shelter, where they find Musk, who has a badly injured leg.

When a German transport aircraft drops a container of supplies, they rush out and eat the food they find. An armed Haller shows up and reminds them that the penalty for looting is death. They shoot him, although he kills Müller. He pleads for his life, telling them about supplies he has hoarded in a nearby house. After Otto kills him, they go to the house. There they find Irina, tied to a bed, as well as shelves full of food and liquor. Von Witzland cuts her free and refuses to let his men rape her. Later, Otto commits suicide. Musk tries to rally the men to rejoin the fighting. Only Rohleder responds; he carries the dying man outside, where he sees a line of Germans marching away: the Sixth Army has surrendered.

Irina offers to get von Witzland and Reiser out. As they trudge through the snow, they are spotted by the Soviets, and Irina is killed. The Germans get away, but von Witzland becomes too weak to go on. Reiser stays with him, even after he dies, and freezes to death.

The film's epilogue gives some stark statistics for the Battle for Stalingrad. More than a million people were killed in action, starved or froze to death. Of the Sixth Army's 260,000 men, 91,000 were taken prisoner. Of those, only 6,000 returned home years later.
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2013. WWII Movies - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger