IMDb Ratings: 7.8/10 from 108,724 users
Salah satu film yang menawarkan ironi dan juga sekaligus agoni dari sebuah perang dari sudut pandang seorang anak. Film-film seperti ini pernah kita saksikan sebelumnya. Sebut saja Empire of The Sun (Christian Bale), atau Life is Beautiful.Namun tidak seperti kedua film tersebut, film ini memberi kita gambaran akhir yang tidak hanya penuh dengan ironi, namun juga tragis. Mengambil setting di zaman pendudukan NAZI, film ini membawa kita secara lebih dekat melihat kamp konsentrasi NAZI yang terkenal, Auswicht.
Dikisahkan sebuah keluarga Jerman yaitu Ralf seorang anggota pasukan SS, pasukan khusus Jerman, diberi promosi dengan diangkat menjadi komandan kamp konsentrasi NAZI,Auswitch. Ralf mempunyai seorang istri bernama Elsa dan dua orang anaknya, Gretel dan Bruno. Di rumah barunya, Bruno merasa kesepian sehingga hampir setiap hari dia keluar dari rumah secara diam-diam untuk bertualang. Suatu saat dia menemukan sebuah jalan rahasia yang ujungnya adalah pagar di salah satu sisi dan kamp yang diyakininya sebagai sebuah lahan pertanian. Di sinilah dia bertemu dengan teman sebayanya bemama Schmuel. Mereka kemudian berteman akrab. Secara perlahan Schmuel menyadarkan Bruno bahwa ini bukanlah lahan pertanian, melainkan sebuah penjara. Dia dan orangtuanya dipenjara dan dipaksa memakai pakaian seragam bergaris dan dikurung di penjara karena mereka adalah orang Yahudi. Suatu hari, pembantu Yahudi di rumah Bruno meninggal karena dipukuli oleh teman dekat Gretel seorang tentara NAZI jahat yang tidak seperti ayahnya. Schmuel kemudian dipanggil untuk dijadikan pembantu. Satu saat ketika sedang bekerja, Bruno memberinya sepotong kue yang langsung dimakannya‘ dengan lahap. Teman Gretel yang melihatnya langsung menuduhnya mencuri. Schmuel kemudian berterus terang bahwa Bruno adalah temannya dan dia yang memberinya kue. Bruno yang panik menyangkalnya dan mengaku tidak kenal dengan Schmuel. Schmuel kemudian dikembalikan ke kamp. Dengan penuh penyesalan, Bruno mendatangi Schmuel di tempat biasa mereka bertemu. Schmuel menemuinya dengan sorot mata yang penuh luka. Mereka akhimya berbaikan.
Sementara itu Elsa akhirnya tahu bahwa kamp Austwicht adalah sebuah ladang pembantaian dan bukannya sebuah kamp untuk para pekerja. Dia berseteru dengan Ralf dan memutuskan untuk membawa anak-anaknya ke tempat bibinya. Sehari menjelang keberangkatan, Bruno mendatangi Schmuel yang secara tak terduga menceritakan mengenai ayahnya yang hilang.Merasa bahwa ini bisa menjadi petualangan terakhir yang tidak terlupakan, Bruno lalu memutuskan untuk membantu sahabatnya. Bruno pun menggali tanah di bawah pagar dan berganti pakaian dengan seragam garis. Di dalam kamp Bruno merasa shock dengan keadaan yang ada. Kelaparan, kebiadaban,dan hal-hal lainnya sangatlah berbeda dengan apa yang pernah
dilihatnya dalam sebuah film propaganda. ‘Proses pencarian mereka membuat mereka berbaur dengan para penghuni kamp. Saat itulah sebuah perintah diumumkan kepada seluruh penghuni kamp untuk melepas seluruh baju mereka. Schmuel mengatakan pada Bruno bahwa ini adalah saat mandi bersama.Bersama para penghuni kamp yang lain mereka berdesakan memasuki sebuah ruangan. Berdiri sesak di antara orang-orang dewasa, tangan Schmuel dan Bruno saling bertaut erat. Cahayapun padam. Sementara itu Elsa yang menyadari Bruno tidak berada di seisi rumah, menyalakan alarm yang kemudian ditindaklanjuti dengan panik oleh Ralf yang memerintahkan anak buahnya untuk mencari. Begitu menemukan lubang dan pakaian Bruno,Ralf langsung tahu apa yang terjadi. Seperti dikejar maut dia berlari ke dalam kamp mencari Bruno. Saat itulah terlihat olehnya seorang tentara memakai masker penutup muka berdiri di pucuk bangunan yang menyerupai sebuah tangki air. Dia terlihat sedang memasukkan bubuk ke dalam lubang yang kemudian ditutupnya dengan segera. Tahulah Ralf apa yang telah menimpa anaknya. Jeritan putus asanya terdengar penuh dengan derita yang tak terbayangkan.
Film ini bukanlah film perang bergenre action; Ini adalah film perang yang mengungkap sisi lain dari perang yang sedang berlangsung. Sebuah keluarga. Sebuah ironi. Terperangkap dalam kepentingan pihak yang lebih berkuasa. Film ini secara keseluruhan mendapat sambutan hangat di AS. Meski begitu, beberapa kritik sempat menyebutnya sebuah eksploitasi penderitaan keluarga Yahudi. Ada pula yang mengatakan bahwa mengenai kondisi sebenarnya di kamp konsentrasi tidaklah semengerikan yang dipaparkan di film. Tidak ada anak-anak di sana karena mereka tidak cukup berumur untuk dipekerjakan. Namun ada pula yang kemudian membantahnya bahwa banyak anak-anak yang ikut serta dengan orangtuanya dan biasa disuruh sebagai pengantar.
Dikisahkan sebuah keluarga Jerman yaitu Ralf seorang anggota pasukan SS, pasukan khusus Jerman, diberi promosi dengan diangkat menjadi komandan kamp konsentrasi NAZI,Auswitch. Ralf mempunyai seorang istri bernama Elsa dan dua orang anaknya, Gretel dan Bruno. Di rumah barunya, Bruno merasa kesepian sehingga hampir setiap hari dia keluar dari rumah secara diam-diam untuk bertualang. Suatu saat dia menemukan sebuah jalan rahasia yang ujungnya adalah pagar di salah satu sisi dan kamp yang diyakininya sebagai sebuah lahan pertanian. Di sinilah dia bertemu dengan teman sebayanya bemama Schmuel. Mereka kemudian berteman akrab. Secara perlahan Schmuel menyadarkan Bruno bahwa ini bukanlah lahan pertanian, melainkan sebuah penjara. Dia dan orangtuanya dipenjara dan dipaksa memakai pakaian seragam bergaris dan dikurung di penjara karena mereka adalah orang Yahudi. Suatu hari, pembantu Yahudi di rumah Bruno meninggal karena dipukuli oleh teman dekat Gretel seorang tentara NAZI jahat yang tidak seperti ayahnya. Schmuel kemudian dipanggil untuk dijadikan pembantu. Satu saat ketika sedang bekerja, Bruno memberinya sepotong kue yang langsung dimakannya‘ dengan lahap. Teman Gretel yang melihatnya langsung menuduhnya mencuri. Schmuel kemudian berterus terang bahwa Bruno adalah temannya dan dia yang memberinya kue. Bruno yang panik menyangkalnya dan mengaku tidak kenal dengan Schmuel. Schmuel kemudian dikembalikan ke kamp. Dengan penuh penyesalan, Bruno mendatangi Schmuel di tempat biasa mereka bertemu. Schmuel menemuinya dengan sorot mata yang penuh luka. Mereka akhimya berbaikan.
Sementara itu Elsa akhirnya tahu bahwa kamp Austwicht adalah sebuah ladang pembantaian dan bukannya sebuah kamp untuk para pekerja. Dia berseteru dengan Ralf dan memutuskan untuk membawa anak-anaknya ke tempat bibinya. Sehari menjelang keberangkatan, Bruno mendatangi Schmuel yang secara tak terduga menceritakan mengenai ayahnya yang hilang.Merasa bahwa ini bisa menjadi petualangan terakhir yang tidak terlupakan, Bruno lalu memutuskan untuk membantu sahabatnya. Bruno pun menggali tanah di bawah pagar dan berganti pakaian dengan seragam garis. Di dalam kamp Bruno merasa shock dengan keadaan yang ada. Kelaparan, kebiadaban,dan hal-hal lainnya sangatlah berbeda dengan apa yang pernah
dilihatnya dalam sebuah film propaganda. ‘Proses pencarian mereka membuat mereka berbaur dengan para penghuni kamp. Saat itulah sebuah perintah diumumkan kepada seluruh penghuni kamp untuk melepas seluruh baju mereka. Schmuel mengatakan pada Bruno bahwa ini adalah saat mandi bersama.Bersama para penghuni kamp yang lain mereka berdesakan memasuki sebuah ruangan. Berdiri sesak di antara orang-orang dewasa, tangan Schmuel dan Bruno saling bertaut erat. Cahayapun padam. Sementara itu Elsa yang menyadari Bruno tidak berada di seisi rumah, menyalakan alarm yang kemudian ditindaklanjuti dengan panik oleh Ralf yang memerintahkan anak buahnya untuk mencari. Begitu menemukan lubang dan pakaian Bruno,Ralf langsung tahu apa yang terjadi. Seperti dikejar maut dia berlari ke dalam kamp mencari Bruno. Saat itulah terlihat olehnya seorang tentara memakai masker penutup muka berdiri di pucuk bangunan yang menyerupai sebuah tangki air. Dia terlihat sedang memasukkan bubuk ke dalam lubang yang kemudian ditutupnya dengan segera. Tahulah Ralf apa yang telah menimpa anaknya. Jeritan putus asanya terdengar penuh dengan derita yang tak terbayangkan.
Film ini bukanlah film perang bergenre action; Ini adalah film perang yang mengungkap sisi lain dari perang yang sedang berlangsung. Sebuah keluarga. Sebuah ironi. Terperangkap dalam kepentingan pihak yang lebih berkuasa. Film ini secara keseluruhan mendapat sambutan hangat di AS. Meski begitu, beberapa kritik sempat menyebutnya sebuah eksploitasi penderitaan keluarga Yahudi. Ada pula yang mengatakan bahwa mengenai kondisi sebenarnya di kamp konsentrasi tidaklah semengerikan yang dipaparkan di film. Tidak ada anak-anak di sana karena mereka tidak cukup berumur untuk dipekerjakan. Namun ada pula yang kemudian membantahnya bahwa banyak anak-anak yang ikut serta dengan orangtuanya dan biasa disuruh sebagai pengantar.